BlogKakTri
Lifestyle Blogger, Talk About Blogging, Parenting,Traveling, Tips, Review, and Lifestory by Triyatni Ashari

Pengalaman Menurunkan Berat Badan dengan Cepat Setelah Melahirkan

Dalam menurunkan berat badan, ukuran lingkar tubuh, kekuatan fisik, dan stamina juga penting untuk dipantau.
menurunkan berat badan dengan cepat

Awal mula saya punya niat kuat menurunkan berat badan yaitu waktu itu saya duduk di lorong depan ruangan operasi. Saya menunggu suami selesai operasi gigi bungsu. Sembari menunggu, saya memperhatikan seorang pasien yang selesai dioperasi  akan dipindahkan dari ranjang operasi ke ranjang kamar.

Para nakes sudah bersiap di sisi ranjang untuk mengangkat pasien. Kebetulan pasien tersebut memiliki berat badan (maaf) berlebih atau obesitas. Terlihat bagaimana para nakes harus “bersusah payah” memindahkan pasien. Saat itu saya langsung berpikir, bagaimana nanti saya di saat meninggal, saya tidak mau merepotkan orang lain seperti itu.

Sebenarnya saya tidak sampai obesitas, tapi belum ideal waktu itu. Anak bungsu saya juga masih berusia 3 bulan dan full ASI. Sebelum hamil anak kedua, berat saya 53kg. Saat kehamilan di usia 9 bulan, berat saya mencapai 75kg dengan tinggi badan 152cm. 

Setelah 1 tahun menyusui, saya menyadari bahwa berat badan tidak kunjung turun seperti menyusui anak pertama dahulu. Berat badan saya stuck di 58kg. Saya akhirnya memutuskan ingin melakukan diet yang bertujuan menurunkan berat badan.   

Memiliki badan ideal bukan hanya soal penampilan, tapi juga tentang kenyamanan hidup sehari-hari. Saat tubuh terasa ringan dan sehat, kita lebih mudah bergerak, lebih percaya diri, dan lebih produktif. 

Saya pribadi merasakan manfaatnya saat tidak lagi mudah lelah, bisa beraktivitas tanpa nyeri, dan tidak perlu sering minta bantuan orang lain untuk hal-hal sederhana. Badan ideal membuat saya merasa mandiri dan tidak merepotkan. Lebih dari itu, saya jadi lebih sadar akan pola hidup, makanan, dan istirahat. Menjaga tubuh bukan egois—itu bentuk tanggung jawab terhadap diri sendiri dan orang di sekitar kita.

Pengalaman Pribadi Menurunkan Berat Badan

Menurunkan berat badan bukan sekadar soal angka di timbangan—bagi saya, ini tentang kembali merasa nyaman di tubuh sendiri. Awalnya, motivasi saya sederhana: lebih fit, ingin punya lebih banyak energi, merasa lebih ringan, dan tentu saja, di masa tua (jika usia panjang) bisa traveling, lomba lari sama cucu, dan tidak merepotkan orang lain. Setelah mencoba berbagai metode, saya akhirnya menemukan ritme yang cocok: kombinasi antara Intermittent Fasting (IF), cardio, dan angkat beban.

Secara rinci, metode yang digunakan:

  1. Intermittent Fasting (IF): pola makan yang membantu mengatur kalori dan insulin. Jadi misalnya untuk awal saya sarapan jam 9, selesai di jam 5/6 sore. Setelah jam tersebut adalah waktu 'puasa kalori', jadi hanya boleh minum air putih misalnya (bukan peminum kopi hitam, tapi kalau suka teh tawar dan kopi hitam 0 kalori kok). Porsi nasi dikurangi dan porsi protein dibanyakin. Setelah terbiasa, saya mulai mempersempit waktu jendela makan.
  2. Cardio: seperti senam, jalan cepat, lari. Jadi kardio ini untuk kesehatan jantung, dan proses membakar kalori hanya saat kardio dilakukan. 
  3. Angkat beban: membentuk otot dan meningkatkan metabolisme. Jika massa otot bertambah, tulang akan kuat, lemak berkurang karena 'otot yang menampung kelebihan', dan otomatis lebih fit. Bagusnya exercise angkat beban/body weight training, kita bisa membakar kalori meski tidak sedang latihan. 

Dengan IF, saya belajar mengatur pola makan dan memberi jeda bagi tubuh untuk memproses energi secara efisien. Cardio seperti jalan cepat dan senam aerobik/zumba membantu membakar lemak cepat, sementara angkat beban memperkuat otot dan menjaga metabolisme tetap aktif. Hasilnya? Berat badan turun, tubuh terasa lebih bertenaga, dan pakaian lama mulai muat kembali. Kini kurang lebih setahun, berat saya sudah mencapai 51kg. 

Namun, perjalanan ini tidak selalu mulus. Ada hari-hari ketika motivasi turun, atau tubuh terasa lelah. Di situlah saya belajar bahwa kunci utamanya adalah konsistensi—bukan kesempurnaan. Saya juga belajar mendengarkan tubuh: kapan harus istirahat, kapan harus mendorong diri lebih jauh.

Tips Menurunkan Berat Badan dengan Cepat dan Aman

Menurunkan berat badan dengan cepat memang menggoda, tapi menjaga keseimbangan dan kesehatan jauh lebih penting. Saya belajar bahwa perubahan kecil yang konsisten bisa memberi hasil besar. Bukan hanya soal diet ketat, tapi bagaimana kita memperlsayakan tubuh dengan bijak dan penuh perhatian.

Berikut lima langkah yang saya terapkan dan rasakan manfaatnya:

✅ Pola Makan Seimbang

Kurangi konsumsi gula sederhana seperti minuman manis dan roti putih. Perbanyak protein (telur, ikan, tahu) dan serat (sayur, buah, oats) agar kenyang lebih lama dan metabolisme tetap aktif.

😴 Tidur Cukup & Manajemen Stres

Kurang tidur dan stres tinggi bisa meningkatkan hormon kortisol, yang memicu rasa lapar dan penumpukan lemak. Tidur 7–8 jam dan rutin relaksasi sangat membantu.

💧 Minum Air yang Cukup

Air membantu proses metabolisme dan mengurangi rasa lapar palsu. Kadang kita merasa lapar padahal hanya kurang cairan.

⚖️ Jangan Fokus pada Timbangan

Berat badan bisa fluktuatif. Paling penting adalah ukur juga lingkar pinggang, kekuatan otot, dan stamina sebagai indikator kemajuan.

🩺 Konsultasi dengan Tenaga Medis

Setiap tubuh berbeda. Konsultasi dengan dokter atau ahli gizi membantu merancang strategi yang aman dan sesuai kondisi kita.

Kesimpulam

Menurunkan berat badan dengan cepat memang mungkin, tapi menjaga kesehatan dan keberlanjutan jauh lebih penting. Saya pernah tertampar dengan kalimat ini. "Berat badan kita naik pelan-pelan, kenapa berharap turunnya cepat?" Jadi sebenarnya yang terbaik adalah penurunan berat badan secara aman namun konsisten. Tidak harus cepat agar tidak merusak hormon dan lain sebagainya. Pelan-pelan tapi tidak mudah balik lagi.  

Dari pengalaman saya, kombinasi pola makan seimbang, olahraga teratur, tidur cukup, dan manajemen stres memberi hasil yang nyata. 

Saya belajar bahwa minum air yang cukup bisa mengurangi rasa lapar palsu, dan bahwa angka di timbangan bukan satu-satunya indikator keberhasilan. Ukuran lingkar tubuh, kekuatan fisik, dan stamina juga penting untuk dipantau. Konsultasi dengan tenaga medis atau ahli gizi sangat membantu dalam merancang strategi yang sesuai dengan kondisi tubuh masing-masing. Jika tidak ada waktu offline, teman-teman bisa konsultasi online di Halodoc. 

Sebagai tambahan, teman-teman juga bisa mempertimbangkan solusi medis seperti Wegovy—obat yang diresepkan dokter untuk membantu mengontrol nafsu makan dan kadar gula darah. Wegovy bukan jalan pintas, tapi bisa menjadi pelengkap bagi mereka yang mengalami kesulitan menurunkan berat badan meski sudah mencoba berbagai metode. Tapi ingat tetap harus dengan rekomendasi dan resep dokter ya. Dengan pendekatan yang holistik dan bertanggung jawab, perjalanan menuju tubuh ideal bisa terasa lebih ringan dan bermakna. Semangat ya!

Posting Komentar

Jika Anda pengguna blogger, harap membuat publik profil blogger sebelum berkomentar agar tidak broken link ya.

Sebaiknya jangan anonim agar bisa saling mengunjungi ...

Komentar muncul setelah dimoderasi.
Terima kasih telah membaca dan berkomentar 😊

Salam kenal ...