MASIGNASUKAv102
3466012207913743702

Program Langit Biru: BBM Ramah Lingkungan, Selamatkan Keturunan

Program Langit Biru: BBM Ramah Lingkungan, Selamatkan Keturunan
Add Comments
3/28/2021
Daftar Isi [Tampil]

“Hanya tersisa 7 negara yang menjual premium, termasuk Indonesia,” ungkap Pak Tulus Abadi, dalam Media Gathering Program Langit Biru, yang diselenggarakan 24 Maret lalu. 

Kaget, saya pribadi baru tahu soal itu. Dalam logika tentu kita memikirkan, kalau memang sudah banyak negara yang tidak menggunakan premium seperti ini, berarti kualitasnya memang tidak bagus kan?

Jadi bukan lagi soal ini lebih murah dan itu lebih mahal, tapi soal apakah baik mempertahankan sesuatu yang tidak baik?

Perlu diketahui, ketujuh negara yang masih menggunakan premium atau biasa disebut BBM RON 88 ini adalah tersisa Bangladesh, Kolombia, Mesir, Mongolia, Ukrania, Uzbekistan, dan Indonesia sendiri.

Kalau ingin dibandingkan dengan negara-negara lainnya di kawasan ASEAN saja, justru Indonesia hanya satu-satunya negara yang masih menjual BBM RON 88, hmmm.

Lantas apa itu BBM RON 88? Bagaimana dampak menggunakan BBM RON 88? Apa solusi dari dampak yang akan terjadi? Berikut ulasannya …

Webinar Sosialisasi Program Langit Biru

Pada 25 Maret 2021 kemarin, saya mengikuti webinar bagian 2 setelah sebelumnya diadakan media gathering. Webinar ini diselenggarakan oleh KBR bekerjasama YLKI. Tema yang diusung adalah “Mendorong Penggunaan BBM Ramah Lingkungan, Guna Mewujudkan Program Langit Biru.”

Pada webinar yang berlangsung kurang lebih 4 jam tersebut, menghadirkan pemateri dan peserta dengan ragam perwakilan dari berbagai institusi maupun profesi. Termasuk Davina Veronica, seorang artis dan influencer nasional. 

Webinar diawali dengan acara talk show 1 jam yang dipandu oleh Pak Rizal Wijaya. Dalam dialog selanjutnya, dipimpin oleh moderator Bapak Maulana Isnarto. Acaranya berlangsung seru dan membuat saya mendapat banyak insight baru.

Webinar kali ini memusatkan pada 4 kota sebagai target sosialisasi, yaitu Banjarmasin, Jambi, Gorontalo, dan Kupang. Setelah sebelumnya juga sudah dilaksanakan dengan target kota yang berbeda.

Webinar ini adalah yang kelima dalam mengampanyekan perihal penggunaan BBM ramah lingkungan.

Lantas, mengapa tema yang diangkat seputar penggunaan BBM yang ramah lingkungan bisa membantu program langit biru?

Apakah BBM yang selama ini kita pakai ternyata tidak ramah lingkungan? Apakah langit biru dan bagaimana programnya?

Pencemaran Udara, Makin Berbahaya

Ternyata banyak hal yang baru saya ketahui soal BBM yang kita gunakan selama ini tidak ramah lingkungan dan menyebabkan banyak kerugian. Salah satunya adalah mengenai polusi udara yang disebabkan kendaraan bermotor yang menggunakan BBM premium (BBM RON 88). 

Bahkan pada saat masa transisi PSBB Juli 2020 lalu di Jakarta, orang-orang banyak yang segara keluar rumah dan berwisata. Ternyata pada saat yang bersamaan polusi udara Jakarta sempat menduduki peringkat kedua di dunia. 

Dunia lho! Bagaimana tidak, orang-orang yang mulai penat di rumah saja, kembali meramaikan arus lalu lintas. Dengan istilah new normal, kesemrawutan dan kemacetan yang terjadi justru menyiratkan bahwa tidak ada lagi yang perlu dikhawatirkan. 

Namun yang terjadi justru sebaliknya, kemacetan parah menyebabkan diturunkannya 1.728 personel untuk membantu menguraikan kemacetan. Selain itu, jumlah kendaraan bermotor meningkat signifikan.

Pada saat itu, kualitas udara Jakarta juga tercatat buruk hingga mencapai angka 131 US AQI, peringkat kedua setelah India yang memncatat 142 US AQI (berdasarkan data AirVisual IQAir.com). Lantas apa dampak dari buruknya kualitas udara?

▶▶ Penyakit Karena Pencemaran Udara

Salah satu dampak dari kualitas udara yang buruk adalah timbulnya penyakit mematikan. Bahkan dalam webinar kemarin disebutkan bahwa, “Sekitar 60% penyakit tidak menular disebabkan oleh kualitas udara,” ungkap Pak Tulus Abadi mewakili YLKI. 

Di salah satu situs kesehatan juga mengungkapkan bahwa polusi udara bertanggungjawab terhadap kematian sekitar 7 juta orang di dunia setiap tahunnya. 

Mengapa udara berpolusi bisa menyebabkan penyakit? Karena sumber-sumber polutan tersebut  memproduksi partikel berbahaya seperti karbon monoksida, nitrogen monoksida, dan masih banyak lagi. Nah jika hal-hal tersebut masuk ke dalam tubuh, bisa ditebak akan menjadi gangguan kesehatan ke depannya.

Tentu penyebab polusi udara juga bermacam-macam. Ada beberapa hal yang menyebabkan terjadinya pencemaran atau polusi udara. Yaitu karena transportasi darat, pembakaran industri, pembakaran domestik, juga pembangkit listrik dan pemanas, dan beberapa hal lainnya seperti bencana kabut asap.

Namun di antara itu semua, transportasi darat ternyata menyumbang sebanyak 75%. Lantas, mengapa transportasi darat dikatakan menjadi penyebab utama?

▶▶  Penggunaan BBM Tidak Ramah Lingkungan Jadi Penyebab Utama

Sebenarnya, selain jumlah kendaraan yang terus meningkat sehari-harinya, faktor terbesar penyebab pencemaran udara adalah karena penggunaan kendaraan roda dua yang menggunakan premium sebagai bahan bakar. Perlu diketahui bahwa premium adalah BBM yang memiliki RON rendah.

Pakar Kesehtan, dr. Sofyan Tan mengungkapkan, jika banyak kendaraan yang mengonsumsi BBM RON rendah, maka akan menyebabkan pembakaran tidak sempurna dan meningkatkan emisi gas buang kendaraan bermotor dan juga partikel debu. 

Sebaliknya jika menggunakan BBM dengan RON tinggi yang ramah lingkungan, maka otomatis akan membuat udara lebih bersih dan sehat, kadar PM 2.5 dan CO berkurang, tentu meningkatkan juga kesehatan paru-paru kita. 


Sebenarnya bahkan bukan hanya roda dua, roda empat juga banyak yang merasa “laik” untuk antri di barisan premium pun juga kini harus mulai disadarkan. 

Selain merusak lingkungan, dampak menggunakan BBM RON rendah juga bisa mengakibatkan masalah lain. 

Kerugian Menggunakan Premium (BBM RON Rendah)

Dari segi logika, kita mungkin berpikir bahwa membeli premium yang harganya lebih murah akan menjadi lebih menguntungkan. Toh, sama-sama bisa digunakan bukan?

Namun, jika kita menelisik lebih dalam lagi, kerugian yang ditimbulkan justru sangat besar. Bukan hanya efeknya saat ini namun juga dampak pada generasi mendatang. Lantas apa saja kerugian tersebut?

▶▶ Meski Liter Seimbang, Tapi Jarak Tempuh Kurang

Dalam webinar berkali-kali disampaikan bahwa sebenarnya jika kita menggunakan premium 1 liter dengan pertalite atau pertamax 1 liter, maka jarak tempuh yang akan ditempuh menjadi berbeda. Dengan menggunakan BBM RON (Research Otctane Number) tinggi seperti pertamax (RON 92), jarak tempuh akan lebih jauh. Bukannya itu lebih hemat?

▶▶ Frekuensi Maintenance Motor

Menggunakan premium hanya akan membuat kendaraan berumur pendek dan menyebabkan banyaknya masalah perawatan ke depannya.

▶▶ Dampak Lingkungan

Dampak lingkungan yang akan terasa adalah mulai semakin menurunnya kualitas udara, dan akhirnya bisa menyebabkan penyakit. Selain itu, penggunaan premium sedikit menyumbang emisi rumah kaca yang mana menyebabkan pemanasan global.

Tantangan Program Langit Biru 

Melihat fenomena perubahan iklim global yang bisa mengakibatkan berbagai krisis, pada November 2015 lalu pun, Presiden Jokowi menandatangani Paris Protocol.

Pak Tulus Abadi, Ketua YLKI mengungkapkan, program langit biru sebenarnya sudah dimulai, yang mana adalah kesanggupan mereduksi atau mengurangi emisi gas karbon antara 29-40 persen pada 2050 mendatang. 

Tentu hal ini sebagai upaya berkepanjangan, untuk sekarang juga demi generasi masa depan. 

Sebenarnya program langit biru sudah ada sejak tahun 1996. Namun sayang perlahan-lahan mulai terabaikan. Apalagi adanya Langkah-langkah yang menjadikan kampanye BBM murah dalam ranah politik, makin memberatkan dan menghambat kinerja utama program langit biru yaitu tentang upaya penghapusan BBM yang tidak ramah lingkungan.

Selain harapan pada pemangku jabatan, ada beberapa alasan lain yang menyebabkan susahnya beralih dari premium ke BBM ramah lingkungan yaitu:

▶▶  Sulitnya Ekonomi

Beberapa kalangan merasa harga BBM saat ini sudah cukup mahal. Jika diminta untuk beralih ke yang lebih mahal, tentu akan berpikir dua kali.

▶▶ Pandangan Jangka pendek

Saya sebenarnya juga pernah berpikir bahwa ngapain pilih yang mahal kalau ada yang murah? Ternyata saya tidak tahu bahwa dampak yang terjadi jangka panjang justru akan lebih mahal.

▶▶ Kurangnya Transportasi Umum dan Minat Masyarakat

Ini menjadi salah satu alasan jumlah transportasi darat khususnya motor semakin hari semakin banyak. Kota saya, Banjarmasin, salah satunya. Di sini hampir semua orang punya motor karena jarang sekali angkutan umum. Meski sekarang sudah ada Bus lokal di beberapa jalur, namun masih belum memenuhi kebutuhan aktivitas warga yang super padat dan dinamis. 

▶▶ Meningkatnya Penjualan Kendaraan Bermotor

Tentu minat penjualan kendaraan bermotor juga menyumbang. Selain uang muka bisa 0 rupiah, cicilan kini lebih murah.

Konsep dan Solusi Langit Biru

Dari tadi kita membahas soal langit biru, lantas apa sih artinya? Jadi program Langit Biru sebenarnya adalah program yang sudah diatur dalam Paris Agreement dan sesuai peraturan pemerintah No. 41 tahun 1999 tentang pengendalian pencemaran udara. 

Jadi upaya-upaya yang terkait agar pencemaran udara tidak semakin berbahaya adalah salah satunya program langit biru tersebut.

Solusi yang bisa disajikan adalah seperti memaksimalkan transportasi umum, membatasi penggunaan BBM tidak ramah lingkungan, mesosialisasikan penggunaan BBM Ramah lingkungan, pembangunan Ruang Terbuka Hijau (RTH) lebih banyak, hingga harapan penghapusan keberadaan BBM Tidak Ramah Lingkungan. 

Untuk saat ini, beberapa pihak khususnya KBR dan YLKI sendiri fokus pada edukasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat agar beralih menggunakan BBM ramah lingkungan. Sehingga harapannya suatu saat BBM RON rendah tidak lagi dibutuhkan oleh masyarakat. 

Tentu dengan tetap mengupayakan wacana penghapusan BBM agar lebih maksimal. Mumpung saat ini banyak orang yang masih di rumah saja, sehingga tidak membutuhkan BBM yang sesering biasanya, dan tidak menggangu daya beli masyarakat secara umum.

KBR dan YLKI Mengingatkan Kembali

Jika ada yang belum tahu, KBR adalah sebuah Radio Jaringan yang mana adalah penyedia konten berita berbasis jurnalisme independen yang berdiri sejak 1999.

Sedikitnya 600 radio di Indonesia menggunakan program-program berita dan informasi dari KBR. Makanya kita bisa tetap mengakses berita KBR melalui radio-radio lokal dari Aceh sampai Papua, karena jangkauannya hampir merata di seluruh kota dan kabupaten di Nusantara. 

Sebagai mantan penyiar radio, saya sempat juga bekerjasama di Radio Kampus dalam menyiarkan berita Asia Calling dari KBR. Dan ternyata dari situsnya baru saya ketahui bahwa KBR juga melebarkan sayap di Timor Leste, Filipina, Thailand, Nepal, Afganistan, Kamboja, Malaysia dan Australia. Program berbahasa Inggris ini bahkan sudah  mengudara melalui sekitar 200 radio, tersebar di kawasan Asia dan Australia.

Adapun YLKI sebagai sebuah organisasi masyarakat yang bersifat nirlaba dan independent memang meiliki kepedulian kritis akan hak dan kewajiban konsumen. Tujuannya adalah bagaimana konsumen agar bisa melindungi diri, keluarga serta lingkungan. 

Kedua lembaga ini akhirnya berkolaborasi untuk menghidupkan dan mengingatkan kembali untuk pentingnya menjaga lingkungan mulai dari diri sendiri. 

Salah satunya adalah mendukung penggunaan BBM ramah lingkungan sebagai upaya mewujudkan program langit biru. Tentu untuk menjaga agar tidak terjadi pencemaran udara yang bisa semakin membahayakan.

Mereka akhirnya mulai mengadakan sosialiasi, mengadakan webinar, mengundang media, bloger dan mahasiswa, hingga mengajak diskusi beberapa pihak yang berkepentingan. Sebut saja perwakilan dinas kesehatan, pejabat pertamina, hingga dinas lingkungan hidup, dan masih banyak lagi.

Apalagi di era pandemi ini seperti yang saya tuliskan sebelumnya, merupakan momen yang sangat tepat untuk mengampanyekan hal ini, karena banyaknya aktivitas di rumah saja. Tentu tidak akan mengganggu daya beli masyarakat jika RON 88 dihapuskan.

Hal tersebut bisa menjadi sinyal positif agar semua paham akan maksud dan tujuan program ini. Yaitu demi mewujudkan langit biru, dan menyelamatkan anak cucu.

Kesimpulan

Program ini hanya akan jalan di tempat jika tidak ada aksi yang berkelanjutan dan merata. Oleh karena itu saya mengajak para pembaca sekalian untuk mulai menggunakan BBM ramah lingkungan demi masa depan (saya yakin banyak yang sudah memulai lebih dulu). 

Program ini sebenarnya mudah. Kita bisa mulai dari diri sendiri, dari keluarga, kampanye melalui tulisan, atau melalui apa saja.

Pihak pertamina sendiri yang diwakilkan oleh Bapak I Ketut Permadi di webinar kemarin menyampaikan, bahwa mereka sudah menggalakkan program berupa adanya cashback dengan membeli pertamax melalui aplikasi. Selain menudukung penggunaan BBM ramah lingkungan, menggunakan aplikasi termasuk metode cashless dan solutif di era pandemi ini.

Dari perwakilan Dinas Kalsel yang juga hadir dalam webinar kemarin, Bapak Didy Ariady, mengungkapkan, mereka juga mendukung hal ini karena berkaitan dengan kesehatan masyarakat, agar ke depannya udara Indonesia bisa lebih bersih. Karena tugas mereka juga berada pada lingkup to detect, to prevent, and to treat.

Sebenarnya harapan selain kita yang sadar sendiri, tentunya mungkin akan lebih mudah jika premium langsung dihapus dari peredaran, namun digantikan dengan harga pertamax bisa lebih murah.

Mengapa bisa begitu? Karena sejujurnya premium sendiri kini sudah tidak disubsidi lagi. Hanya saja harganya sudah diatur pemerintah agar tetap murah (nah lho bingung kan?) 

Menggunakan premium dampak buruk yang dihasilkan ternyata banyak, juga tidak banyak lagi negara yang menggunakan premium, lantas apakah ada alasan lain BBM yang tidak ramah lingkungan ini untuk dipertahankan?

Lagi-lagi, harus ada komitmen bersama dan saling bahu membahu antara regulator, operator dan juga para konsumen yang menjadi inisiator. Pepatah lama, kalau buka kita siapa lagi? Kalau bukan sekarang, kapan lagi? 

Yuk, pakai BBM Ramah Lingkungan!
Cintai Lingkungan, Selamatkan Keturunan!

Sumber Tulisan dan Gambar:
Webinar KBR x YLKI 24-25 Maret 2021
http://ylki.or.id/profil/tentang-kami/
https://kbr.id/tentang_kami#:~:text=KBR%20adalah%20penyedia%20konten%20berita,radio%20di%20Asia%20dan%20Australia.
https://www.kompas.com/sains/read/2020/06/17/163000923/polusi-udara-di-jakarta-nomor-dua-di-dunia-ahli-ingatkan-perlunya?page=all
https://www.klikdokter.com/info-sehat/read/3634688/penyakit-penyakit-mematikan-yang-disebabkan-polusi-udara
https://kbr.id › https://sains.kompas.com/read/2019/08/02/122742323/lebih-parah-dari-jakarta-ini-daftar-kota-paling-tercemar-polusi-udara
https://lifestyle.kontan.co.id/news/benarkah-pakai-bbm-ron-tinggi-mesin-lebih-awet-berikut-kata-pengamat-otomotif?page=all
https://otomotif.kompas.com/read/2019/08/19/070200715/sepeda-motor-terbukti-penyumbang-polusi-terbesar-di-jakarta
https://www.antaranews.com/berita/1574871/bbm-ramah-lingkungan-tingkatkan-kualitas-kesehatan-sebut-pakar
https://www.pertamina.com/id/news-room/energia-news/program-langit-biru-dengan-bbm-ramah-lingkungan
unsplash.com
canva.com

 
Baca Juga
Triyatni A.

Terima kasih telah membaca tulisan di blog ini, semoga bermanfaat ya ^^ Untuk sharing atau kerjasama lebih lanjut bisa hubungi di Instagram: @pohontomat atau email: pohontomat.com@gmail.com

Jika Anda pengguna blogger, harap membuat publik profil blogger sebelum berkomentar agar tidak broken link ya.

Sebaiknya jangan anonim agar bisa saling mengunjungi ...

Komentar muncul setelah dimoderasi.
Terima kasih telah membaca dan berkomentar 😊

Salam kenal ...

  1. Aku setuju, Mbak. Saatnya kita beralih ke bahan bakar yang lebih ramah lingkungan, untuk mengurangi polusi. Betul, saat ini harga premium dan Pertamax juga ga terlalu jauh berbeda.. semoga ada solusi dari pemerintah biar semuanya bisa beralih ke Pertamax 😊

    BalasHapus
  2. sebetulnya caranya mudah, premium jangan diproduksi/didistribusikan lagi

    tapi bakal boommmm...... banyak demo, khususnya sopir angkot dan pemilik kendaraan yang gak peduli

    karena itu campaign seperti ini sangat bagus ya? Bisa mengedukasi banyak orang

    BalasHapus
    Balasan
    1. betul Mbak, harapan lainnya selain sosialisais adalah menghapus premium sebenarnya wkwk

      Hapus
  3. Capek kalau pakai premium. Susah banget dapatinnya meski muter muter jadi kebuang nih duit kita. Kalau ikutan program langit biru berarti kita berpartisipasi peduli terhadap lingkungan

    BalasHapus
  4. Indonesia dengan penduduk yang besar dan konsumsi bahan bakar cukup tinggi alangkah bagusnya ditunjang dengan penggunaan konsumsi oktan tinggi sehingga udara bersih.

    BalasHapus
  5. setuju sih sama program ini, karena udah merasakan juga toh selama masa pandemi ini kualitas udara kita jadi lebih baik krn most people dirumah aja jd menurunkan kadar polusi udara. Yuk dong pakai BBM yang memang peruntukannya, jangan lagi pake yang bersubsidi bagi yang mampu

    BalasHapus
  6. Emang sudah saatnya nih beralih ke BBM ramah lingkungan, karena dampaknya nggak cuma saat ini, tapi jangka panjang sampai ke anak cucu.

    Semoga dengan kampanye program langit biru ini makin banyak masyarakat yang sadar pentingnya berperan menjaga lingkungan dengan menggunakan BBM ramah lingkungan. Tentu saja dibutuhkan peran pemerintah juga

    BalasHapus
  7. Program langit biru sangat saya apresiasi. Jelas saya tidak ingin kita hidup di dalam lingkungan yang tidak sehat. Nyatanya meski untuk bernafas udara bersih sekalipun kita sudah banyak yg kesulitan ya...

    BalasHapus
  8. Nah, baru tau ternyata bahan bakar premium gak ramah lingkungan. So gak apa-apa lah ya bayar yang agak mahalan dikit demi mendukung program langit biru ini. Kalau bukan kita yang jaga, siapa lagi?

    BalasHapus
  9. wah baru tahu nih kalo premium cuma ada di Indonesia doang buat seluruh ASEAN, tapi emang harganya lebih murah alias terjangkau dibandingkan BBM lain nih. Hiks. Dilema juga ya. Hmm setuju banget, saatnya beralih ke BBM ramah lingkungan. Kadang kita emang kudu merenung lagi, hidup nggak buat hari ini, tapi apa yang bisa dilakukan agar anak cucu menikmati langit yang biru, nggak banyak polusi sehingga lebih sehat. Keren banget mba bisa ikut webinarnya.

    BalasHapus
  10. Kadang suka kesel sama orang yang mampu tapi nggak mau pakai bbm ramah lingkungan. Btw, sejak pandemi aku pernah liat kondisi langit jauh lebih cantik. Mungkin ada benarnya ya, alam butuh membuang racun2 akibat perilaku manusia

    BalasHapus
  11. Hal yang paling cepat dan praktis untuk mendukung program langit biru menurut aku menggunakan BBM ramah lingkungan ya terutama untuk kendaraan pribadi yg digunakan sehari-hari

    BalasHapus
  12. Wuihhh kualitas udara di Kuta termasuk yang top 10 yang bagus. Sambil baca, sambil bayangin mantai dan suasananya.

    BalasHapus