MASIGNASUKAv102
3466012207913743702

Review Buku Seni Hidup Minimalis, Bukan Hanya Duniawi, Tapi Juga Spiritual

Review Buku Seni Hidup Minimalis, Bukan Hanya Duniawi, Tapi Juga Spiritual
Add Comments
9/05/2020
Daftar Isi [Tampil]
hidup minimalis

Review Buku Seni Hidup Minimalis | pohontomat.com ~ Siapa nih yang sudah baca buku seni hidup minimalis yang sampulnya berwarna orange itu? Buku itu cukup ramai dibicarakan sekitar tahun 2018 (atau saya yang telat? wkwkw).

Kalau belum baca bukunya, jangan cari yang buku seni hidup minimalis pdf ya. Soalnya itu bajakan. Kalau belum beli, bisa dengan cara baca bukunya di aplikasi ipusnas. Gratis kok, hehe. 

Buku ini sudah lama saya baca. Pernah saya review singkat di instagram saya. Namun kali ini saya akan berusaha review lebih panjang, wkwkw.

Buku ini dari desain sampulnya saja sudah kelihatan kan minimalisnya. Simpel berwarna orange dengan hanya tulisan judul buku di bagian depan.

Identitas Buku Seni Hidup Minimalis, Siapa Penulisnya?

Buku ini sendiri sudah ramai juga di luar. Akhirnya banyak diterjemahkan di berbagai bahasa. Salah satunya bahasa Indonesia. Lalu siapa penulis aslinya?

hidup minimalis buku


Penulis 👤: Francine Jay
Penerbit 📙: Gramedia Pustaka Utama, 2018
Jumlah Halaman 📖: 262 hal.
Baca di 🔖: Via Aplikasi ipusnas.id

Penerjemah: Annisa Cinantya Putri
Perwajahan sampul: Mila Hidajat
Perwajahan isi: Fajarianto

Tentang Pola Pikir Minimalis yang Lagi Tren

Akhir-akhir ini, pola pikir minimalis semakin banyak "digemborkan" oleh orang-orang yang lagi berproses atau pun sudah menjalankan hidup minimalis. 

Saya pribadi sangat tertarik, apalagi "bentuk kebahagiaan" yang ditawarkan dari hidup minimalis sangat banyak.

Tren hidup minimalis memang semakin membuat banyak orang tertarik. Kalau dari buku-buku yang pernah saya baca, minimalis itu menghilangkan salah satu kebiasaan kita yang kurang baik, yaitu belanja barang yang tidak dibutuhkan. 

Kita juga menjadi punya banyak waktu lebih untuk hal lain daripada hanya mengurusi dan membersihkan barang yang tidak terpakai.
Tahu Mark pemilik facebook? Beliau hanya memakai satu macam jenis pakaian yang sama. Yaitu kaos warna abu-abu. Katanya, dia punya alasan penting dari itu. Yaitu dia tidak punya waktu untuk memilih pakaian. Masih banyak hal penting yang bisa dilakukan. Hmmm, bener juga sih.

Kadang buat milih baju aja udah pusing. belum disetrika, terus nanti udah pake ternyata kurang cocok ganti lagi. Coba dipikirkan, berapa lama waktu terbuang untuk hal itu?

Tapi ya gitu, dengan alasan kita biar enggak ketinggalan tren fashion, baju diusahakan selalu berbeda. Apalagi untuk kondangan. Ada orang yang beda kondangan beda baju. Belum lagi kalau dapat baju seragam. Sudahlah, menumpuk semuaaaa. 😔

Bukan Hanya Duniawi, Tapi Juga Spiritual

“Orang beriman yang miskin akan masuk surga sebelum orang-orang kaya yaitu lebih dulu setengah hari yang sama dengan 500 tahun.” (HR. Ibnu Majah no. 4122 dan Tirmidzi no. 2353. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan)
Menurut saya, keuntungan hidup minimalis bukan hanya dari sisi duniawi, tapi juga sisi spiritual. Dalam hadits di atas dijelaskan bahwa orang miskin yang beriman akan lebih dulu masuk Surga. 

Tahu kan kalau nanti di akhirat pertanggungjawaban kita itu bukan hanya soal amal perbuatan, tapi juga barang atau harta yang kita miliki. 

Pernah baca buku juga, sebuah kisah nyata salah seorang perempuan lansia yang sempat diberi uang oleh seseorang, namun uang tersebut ternyata disedekahkan lagi ke orang lain. 

Nah, ternyata perempuan tersebut juga menerapkan 'prinsip hidup minimalis' karena takut akan pertanggungjawaban kelak di akhirat.

Beliau hanya punya 3 lembar pakaian yang dipakai saling bergantian. Uang yang dipegang diusahakan tidak ada, cukup untuk sehari-hari saja. MasyaaAllah. Yes, hidup minimalis dalam Islam sebenarnya sudah diajarkan. Yaitu tentang tidak boros, juga tidak berlebih-lebihan.

Mulai Belajar Hidup Minimalis

Dari sinilah saya sering mikir, duh gimana nih barang-barang yang ada di rumah tapi enggak kepake. Untungnya nikah sama suami yang bener-bener beli barang tuh kalau dibutuhin aja. Jadi sekarang beda banget dulu ama pas lajang yang boros. 

Alhamdulillah belajar hidup minimalis dengan mengatur untuk lebih belanja pada hal-hal yang dibutuhkan saja. Salah satunya pakaian. 

Bisa dibilang selama nikah 3,5 tahun, saya hanya beli baju gamis dua kali, sisanya hadiah atau seragam hehe (saya pakai gamis untuk keluar rumah).

Dan beberapa baju gamis yang enggak kepakai saya jual atau sumbangkan. Saya usahakan di lemari simpen dikit aja. 

Barang lebih dikit, lebih enak ngaturnya. Itu pun menurut saya ini masih banyak barang yang belum diatur. Antara malas juga sih, hehe Yah, masih perlu belajar banyaaaak lagi tentang minimalis. 

Tentang Blurb/Ringkasan Seni Hidup Minimalis

ringkasan seni hidup minimalis

Review Buku Seni Hidup Minimalis

Saya selesai baca buku ini sekitar 2 tahun lalu. Bacanya lama banget, tapi akhirnya selesai juga 😆😆Dulu review-nya saya simpan di instagram. 

Singkat sih, nah ini saya buat lebih panjang di blog. Semua review dari IG saya pindahin jadi draft emang di sini. Jadi sebenarnya banyak banget draft yang belum diolah, wkkw. 

Entah berapa kali saya meminjam buku ini di aplikasi ipusnas. Buku ini cukup berat untuk diselesaikan dengan cepat (menurut saya pribadi ya).


Selain kalau baca nonfiksi emang saya agak lama, juga karena tahapan-tahapan dalam buku ini harus diselami dengan sebaik-baiknya.

Membaca tentang minimalis sebenarnya sudah baca di buku hidup minimalis ala orang Jepang.

Tapi ternyata sangat beda dengan buku Francine Jay ini. Sebelum baca ini saya berpikir kok enggak ada tuntunan soal merapikan kamar dan sebagainya di buku sebelumnya. Lebih kebanyakan teori. Ternyata  buku ini menjawab semuanya!

Buku ini sangat, sangat, sangat detail dalam memberikan petunjuk 'beres-beres'. Bahkan beberapa cara sering diulang mungkin untuk terus mengingatkan kita.

Inti atau Rangkuman dari Buku ini adalah Metode STREAMLINE. Apa itu?

Nah, metode STREAMLINE ini dibahas berbeda tiap bab, dan sering banget diulang-ulang. Mungkin untuk meyakinkan kita apakah kita benar-benar sudah paham dan praktekin sendiri. Lalu apa saja uraian STREAMLINE itu?

►► Start Over - Mulai dari awal

Yang pertama yang ditekanakan adalah tentang memulai dulu semuanya. Lalu, pastikan untuk betul-betul mengumpulkan barang-barang yang memang dibutuhkan.

Contoh kita ingin mencoba minimalis dengan pulpen yang kita punya, Yang jumlahnya mungkin bisa belasan atau puluhan padahal cuma butuh 1 atau 2 sebagai cadangan. 

Nah, kita bisa mulai dengan cara mengumpulkan semua pulpen, lalu memilah-milahnya. Kita seharusnya tahu mana yang paling sering dipakai dan tidak. Yang sulit mungkin adalah memilah baju, wkwk.

►► Trash, treasure, or transfer - Buang, simpan, atau berikan

Setelah kita mulai memilah, mulailah dengan eksekusi. Tetap disimpan, dibuang atau diberikan. Pilihan lain bisa dijual jika memang barang tersebut masih laik untuk dijual. Seperti buku bekas misalnya?

►► Reason for each item - Alasan untuk setiap barang

Pastikan setiap barang yang ada di rumah memiliki alasan mengapa mereka ada. Apakah sekadar karena diskon atau memang dibutuhkan. Ini nih lumayan susah sortirnya wkwk.

►► Everything in its place - Semua barang di tempatnya

Salah satu hal yang sampai sekarang saya masing sering abaikan. Yaitu menaruh barang bukan pada tempatnya karena terburu-buru atau lupa. Tapi kalau sedang ingat dan santai, baru saya simpan kembali, hehe. Suami saya nih yang paling telaten soal ini.

►► All surfaces clear - Semua permukaan bersih

Ini belum bisa saya praktekkan. Katanya, sebaiknya semua barang berada di tempat tertutup. tidak ada barang di atas meja dan berbagai permukaan lainnya. Jadi kelihatan lebih lapang dan tidak mudah berantakan.

►► Modules - Ruang

Pastikan tiap barang memiliki ruang masing-masing. Jangan sampai barang-barang salah ruang. Selain itu, jangan sampai barang yang sering dipakai, malah ditaruh di tempat yang susah diambil dan sebaliknya.

►► Limits - Batas

Tentukan batasan untuk setiap jumlah barang. Misal baju jalan hanya 8. Baju tidur hanya 3. Sepatu berapa, dsb. Jika kita memberi batasan, kita tahu jumlah barang kita. Tidak seperti sekarang, bahkan kita tidak tahu berapa jumlah pulpen yang ada di rumah, eheh.

►► If one comes in, one goes out - Satu masuk, satu keluar

Untuk memastikan barang tidak bertambah, setiap ada yang baru masuk (karena bosan atau sudah rusak atau alasan lainnya atau mungkin tanpa alasan), maka pastikan satu barang juga keluar.

►► Narrow down - Kurangi

Mulai belajar untuk mengurangi sedikit demi sedikit. Bukan berarti minimalis itu kita langsung menghilangkan semua barang secara drastis, no! 

Tapi disesuaikan kebutuhan. Mungkin si A butuh 10 baju, si B cuma butuh 5 baju. Jadi jumlah minimalis itu relatif, sesuai kebutuhan orang tersebut. Tidak ada tolak ukuran minimalis itu berapa. 

Si C butuh peralatan make up banyak karena dia seorang make up artist misalnya, maka dia tidak bisa mengurangi barang itu. Tapi kalau si D ternyata punya banyak make up yang enggak kepake, sebaiknya dikurangi. 

►► Everyday maintenance - Perawatan setiap hari

Salah satu mudahnya hidup minimalis adalah waktu membersihkan jadi lebih cepat. 

Bayangkan misalnya ada 3 kipas angin di rumah. Yang 2 jarang dipakai. Maka tetap saja 2 kipas angin tersebut harus dibersihkan. Jika punya hanya 1, maka 1 kipas angin saja yang dibersihkan. 

Ditekankan juga dalam buku ini bahwa sebaiknya perawatan dilakukan tiap hari. Jangan menunggu kotoran atau noda menumpuk dan susah dibersihkan.

Manfaat Hidup Minimalis Apa sih?

Selain bertujuan mengurangi stres dan menambah waktu produktif (enggak hanya ngurus barang), ternyata buku ini juga menyinggung tentang dampak panjang minimalis (mengurangi barang konsumsi), yaitu kelangsungan sumber daya alam seperti energi, air dan sebagainya. Salut!!

Saya sampai berpikir wah saya asal beli ini itu, jadi sampah, malah nimbun sesuatu yang enggak terurai, dan seterusnya, dan seterusnya 😭.

Buku wajib untuk semua orang nih!
Tips yang paling saya ingat adalah, ketika kita bingung jika ingin membuang barang apakah ini akan kepakai lagi atau merasa sayang dibuang, bisa dengan cara menyimpannya di tempat tersembunyi selama setahun. Jika kita tidak mencarinya, berarti barang tersebut memang sudah tidak diperlukan lagi.

Sekarang udah mulai rajin dikit berbenah. Udah mulai mikir pakai banget kalau mau beli sesuatu. Doakan saya bisa minimalis dengan maksimal 😅

Btw yang udah baca bukunya, udah praktikin sampai mana nih 😆?

Rating pribadi : 5🌟/5🌟





Baca Juga
Triyatni A.

Terima kasih telah membaca tulisan di blog ini, semoga bermanfaat ya ^^ Untuk sharing atau kerjasama lebih lanjut bisa hubungi di Instagram: @pohontomat atau email: pohontomat.com@gmail.com

Jika Anda pengguna blogger, harap membuat publik profil blogger sebelum berkomentar agar tidak broken link ya.

Sebaiknya jangan anonim agar bisa saling mengunjungi ...

Komentar muncul setelah dimoderasi.
Terima kasih telah membaca dan berkomentar 😊

Salam kenal ...

  1. Yaa.. hidup minimalis saat ini sedang jadi trend di kalangan millenial. aku lihat youtube nya Raditya Dika, beliau juga mengampanyekan hidup minimalis. Dan sepertinya nanti aku akan jg coba menerapkan hidup minimalis, mbak. Setelah punya rumah sendiri, hehhee

    BalasHapus
  2. saya terinspirasi minimalis dari kehidupan sederhana jepang yang bahkan kasurnya siap tidur dimasukin/ di beresin serasa rumah selalu baru, layakanya baru pindahan ckckck

    BalasHapus
    Balasan
    1. betul sekali rasanya lega aja gitu juga wkwk

      Hapus
  3. meluncur ke ipusnas!
    etaunya masih harus masuk antrian~

    BalasHapus
  4. hidup minimalis itu ibaratnya kepengen install aplikasi di android dengan kapasitas memori terbatas, kalo mau unduh yang baru, app lama yang gak dipake atau jarang hapus dulu, analoginya bisa kaya gini kali ya? hihihihi, tapi aku setuju sih soal hidup minimalis, jauh sebelum buku yang hype ini muncul, islam sudah "menyuruh" hidup minimalis, seperti hitungan harta yang kita punya, yang kaya raya tak terhingga pasti lebih lama kan "sidang" mempertanggung jawabkan hartanya.

    apakah saya termasuk yang hidup minimalis? ya berusaha ke arah sana, tapi klo soal decluttering sih paling suka, kalo bisa sih semua item apalagi di dapur jumlahnya gak banyak-banyak, alasannya? sumpek kalo dapur banyak barang dan males banget bersiin saat general cleaning, hehehe

    BalasHapus